-
Masalah Lingkungan Dalam Pembangunan Industri
Lingkungan merupakan suatu topik yang tidak akan pernah mati untuk
dibahas. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang
mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air,
iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala
sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia
dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Kita sebagai salah satu makhluk hidup di dunia tidak akan bisa terpisah
dari lingkungan. Lingkungan ini banyak di manfaatkan oleh seluruh makhluk
hidup, salah satunya oleh manusia lingkungan di jadikan kerabat untuk melakukan
kegiatan pembangunan industri.
Namun di balik semua kegiatan pembangunan industri terdapat banyak
masalah yang harus di tindak lanjuti. Misalnya saja pencemaran lingkungan
sebagai dampak dari proses pertambangan umumnya disebabkan oleh bahan yang
dapat berupa faktor kimia, fisika dan biologi. Pencemaran ini biasanya terjadi
di dalam dan di luar pertambangan yang dapat berbeda antara satu jenis
pertambangan dengan jenis pertambangan lainnya. Contoh Pertambangan minyak bumi
yang mempunyai aktivitas mulai dari eksplorasi, produksi, pemurnian, pengolahan,
penganngkutan, dan penjualan tidak lepas dari berbagai bahaya.
-
Keracunan Bahan Logam/Metaloid Pada
Industrialisasi
Banyak sekali kecelakaan – kecelakaan yang terjadi dalam melakukan
pekerjaan di sektor perindustrian, salah satunya adalah keracunan, dalam
tulisan ini saya akan menuliskan keracunan bahan logam / metaloid dalam proses
industrialisasi.
Racun – racun logam / metaloid beserta persenyawaan – persenyawaannya
yang sering terjadi pada industrialisasi adalah berasal dari timah hitam, air
raksa, arsen, chromium, berrylium, cadmium, vanadium dan fosfor.
Berikut ini
penjelasan dari beberapa logam yang disebutkan diatas :
1. Timah hitam
Keracunan timah
hitam (plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan kadang
gejalanya kambuh secara periodik. Kerusakan yang terjadi bisa bersifat
permanen (misalnya gangguan kecerdasan pada anak – anak dan penyakit ginjal.
(Progresif pada dewasa).
Timah hitam
ditemukan pada :
Pelapis keramik ;
Cat ;
Baterai ;
Solder ;
Mainan.
Pemaparan oleh timah
hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa cara :
Menelan serpihan
cat yang mengandung timah hitam ;
Membiarkan alat
logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat tirai, pemberat
alat pancing atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau persendian, dimana
secara perlahan timah hitam akan larut ;
Meminum minuman
asam atau memakan makanan asam yang telah terkontaminasi karena disimpan di
dalam alat keramik yang di lapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus
buah, minuman berkola, tomat, jus tomat, anggur, jus apel) ;
Membakar kayu yang
di cat dengan cat yang mengandung timah hitam atau baterai di dapur atau
perapian ;
Mengkonsumsi obat
tradisional yang mengandung senyawa timah hitam ;
Menggunakan
perabotan keramik atau kaca yang di lapisi timah hitam untuk menyimpan atau
menyajikan makanan ;
Minum wiski atau
anggur yang terkontaminasi oleh timah hitam ;
Menghirup asap dari
bensin yang mengandung timah hitam ;
Bekerja di tempat
pengolahan timah hitam tanpa menggunakan alat pelindung (seperti respirator,
ventilasi maupun penekan debu) ;
Pemaparan timah hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui
debu atau tanah yang telah terkontaminasi oleh timah hitam, bisa meningkatkan
kadar timah hitam pada anak – anak, karena itu perlu diberikan pengobatan
meskipun tidak ditemukan gejala.
Serangkaian gejala yang khas bisa timbul dalam waktu beberapa minggu
atau lebih, yaitu berupa perubahan kepribadian, sakit kepala, di dalam mulut
terasa logam, nafsu makan berkurang dan nyeri perut samar – samar yang berakhir
dengan muntah, sembelit serta nyeri kram perut. Pada dewasa jarang terjadi
kerusakan otak.
Pada anak – anak, gejalanya diawali dengan rewel dan berkurangnya
aktivitas bermain selama beberapa minggu. Kemudian gejala yang serius timbul
secara mendadak dan dalam waktu 1 – 5 hari menjadi semakin memburuk, yaitu
berupa :
muntah menyembur
yang berlangsung terus menerus ;
berjalan goyah /
limbung ;
kejang ;
linglung ;
mengantuk ;
kejang yang tak
terkendali dan koma.
2. Air Raksa
Air raksa atau merkuri (Hg) merupakan suatu bahan kimia yang diperlukan
dan dipakai oleh banyak industri seperti industri cat, pestisida, farmasi serta
dipakai sebagai bahan campuran tumpatan gigi yaitu amalgam.
Keracunan air raksa seperti halnya dengan logam berat lainnya dapat
terjadi melalui berbagai jalan antara lain melalui pernapasan, suntikan serta
makanan dan minuman yang tercemar, ini salah satu bentuk keracunan air raksa
yang dapat terjadi yaitu :
1. Sebagai
akibat air raksa cair atau uapnya ;
2. Sebagai
akibat kontak kulit dengan persenyawaan Hg – fulmitat ;
3. Sebagai
persenyawaan air raksa organis.
Berhati – hatilah
anda jika anda bekerja dengan menggunakan bahan kimia yang sangat berbahaya
salah satunya air raksa.
3. Arsen
Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur
kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang
terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik : kuning, hitam, dan abu –
abu. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida,
insektisida, dan dalam berbagai aloy.
Berikut ini adalah
beberapa gejala yang akan ditimbulkan jika anda keracunan arsenik, yaitu
sebagai berikut :
Kerontokan rambut
merupakan tanda keracunan kronis logam berat, termasuk arsen ;
Bau nafas seperti
bawang putih merupakan bau khas arsen ;
Gejala
gastrointestinal berupa diare akibat racun logam berat termasuk arsen ;
Muntah akibat
iritasi lambung, diantaranya pada keracunan arsen ;
Skin speckling
gambaran kulit seperti tetes hujan pada jalan berdebu, disebabkan oleh
Keracunan kronis arsen ;
Kolik abdomen
akibat keracunan kronis ;
Kelainan kuku garis
Mees (garis putih melintang pada nail bed) dan kuk yang rapuh ;
Kelumpuhan (umum
maupun parsial) akibat keracunan logam berat.
4. Fosfor
Ada banyak sekali macam – macam fosfor namun yang sangat beracun adalah
fosfor jenis fosfor putih, dan fosfor ini banyak dipergunakan sebagai bahan
pembuatan racun tikus, racun serangga, pembuatan pupuk, pembuatan mercon dan
kembang api.
Akibat dari keracunan fosfor adalah sangat kompleks bisa menimbulkan
kerusakan pada hati, ginjal, tulang, saluran pencernaan, pendarahan –
pendarahan dan bila terhirup ke paru – paru bisa menimbulkan oedema dan
kerusakan paru.
Demikianlah beberapa bahan kimia berbahaya yang dapat saya
jelaskan, pesan dari saya jika anda memiliki pekerjaan yang berkait dengan
bahan – bahan kimia diharapkan waspada dan berhati – hati dalam menjalankan
pekerjaan anda.
-
Keracunan Bahan Organis pada Industrialisasi
Pencemaran terjadi akibat bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas
masuk lingkungan hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan, Sumber bahan
beracun dan berbahaya dapat diklasifikasikan:
1. industri kimia organik maupun anorganik
2. penggunaan bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan baku atau bahan penolong
3. peristiwa kimia-fisika, biologi dalam pabrik
1. industri kimia organik maupun anorganik
2. penggunaan bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan baku atau bahan penolong
3. peristiwa kimia-fisika, biologi dalam pabrik
Lingkungan sebagai badan penerima akan menyerap bahan tersebut sesuai
dengan kemampuan. Sebagai badan penerima adalah udara, permukaan tanah, air
sungai, danau dan lautan yang masing masing mempunyai karakteristik berbeda.
Air di suatu waktu dan tempat tertentu berbeda karakteristiknya dengan
air pada tempat yang sama dengan waktu yang berbeda,Air berbeda
karakteristiknya akibat peristiwa alami serta pengaruh faktor lain.Kemampuan
lingkungan untuk memulihkan diri sendiri karena interaksi pengaruh luar disebut
daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan antara tempat satu dengan tempat
yang lain berbeda, Komponen lingkungan dan faktor yang mempengaruhinya turut menetapkan
nilai daya dukung.
Bahan pencemar yang masuk ke dalam lingkungan akan bereaksi dengan satu
atau lebih komponen lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara fisika,
kimia dan biologis sebagai akibat dari bahan pencemar, membawa perubahan nilai
lingkungan yangdisebut perobahan kualitas.Limbah yang mengandung bahan pencemar
akan merubah kualitas lingkungan bila lingkungan tersebut tidak mampu
memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada padanya, Oleh karena
itu penting diketahui sifat limbah dan komponen bahan pencemar yang
terkandung.Pada beberapa daerah di Indonesia sudah ditetapkan nilai kualitas
limbah air dan udara. Namun baru sebagian kecil. Sedangkan kualitas lingkungan
belum ditetapkan. Perlunya penetapan kualitas lingkungan mengingat program
industrialisasi sebagai salah satu sektor yang memerankan andil besar terhadap
perekonomlan dan kemakmuran bagi suatu bangsa.Penggunaan air yang berlebihan,
sistem pembuangan yang belum memenuhi syarat, karyawan yang tidak terampil,
adalah faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasikan sumber
pencemar.
Produk akhir, seperti pembungkusan, pengamanan tabung dan kotak, sistem pengangkutan, penyimpanan, pemakaian dengan aturan dan persyaratan yang tidak memenuhi ketentuan merupakan sumber pencemar juga.
Produk akhir, seperti pembungkusan, pengamanan tabung dan kotak, sistem pengangkutan, penyimpanan, pemakaian dengan aturan dan persyaratan yang tidak memenuhi ketentuan merupakan sumber pencemar juga.
-
Perlindungan Masyarakat Sekitar Terhadap
Perusahaan Industri
Masyarakat sekitar suatu perusahaan industri harus dilindungi dari
pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin ditimbulkan oleh industrialisasi dari
kemungkinan pengotoran udara, air, makanan, tempat sekitar dan lain sebagainya
yang mungkin dapat tercemari oleh limbah perusahaan industri.
Semua perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan adanya
pencemaran lingkungan dimana segala macam hasil buangan sebelum dibuang harus
betul-betul bebas dari bahan yang bisa meracuni.
Untuk maksud tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu
industri harus diolah dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan ini
tergantung dari bahan apa yang dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun bisa
dengan cara pembakaran atau dengan cara pencucian melalui peroses kimia
sehingga uadara/uap yang keluar bebas dari bahan-bahan yang berbahaya. Untuk
udara atau air buangan yang mengandung partikel/bahan-bahan beracun, bisa
dengan cara pengendapan, penyaringan atau secara reaksi kimia sehingga bahan
yang keluar tersebut menjadi bebas dari bahan-bahan yang berbahaya.
Pemilihan cara ini
pada umunya didasarkan atas faktor-faktor
a)
Bahaya tidaknya bahan-bahan buangan tersebut
b)
Besarnya biaya agar secara ekonomi tidak merugikan
c)
Derajat efektifnya cara yang dipakai
d)
Kondisi lingkungan setempat
Selain oleh bahan bahan buangan, masyarakat juga harus terlindungi dari
bahaya-bahaya oleh karena produk-produknya sendiri dari suatu industri. Dalam
hal ini pihak konsumen harus terhindar dari kemungkinan keracunan atau
terkenanya penyakit dari hasil-hasil produksi. Karena itu sebelum dikeluarkan
dari perusahaan produk-produk ini perlu pengujian telebih dahulu secara seksama
dan teliti apakah tidak akan merugikan masyarakat.
Perlindungan masyarakat dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
produk-produk industi adalah tugas wewenang Departeman Perindustrian, PUTL,
Kesehatan dan lain-lain. Dalam hal ini Lembaga Konsumen Nasional akan sangat
membantu masyarakat dari bahaya-bahaya ketidakbaikan hasil-hasil produk
khususnya bagi para konsumen umumnya bagi kepentingan masyarakat secara luas.
Berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan
yang pernah terjadi sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak
aman sebagai berikut,
sembrono dan tidak
hati-hati
tidak mematuhi
peraturan
tidak mengikuti
standar prosedur kerja.
tidak memakai alat
pelindung diri
kondisi badan yang
lemah
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang
tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan
lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan
perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah
disebutkan di atas.
tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan
lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan
perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah
disebutkan di atas.
-
Analisis Dampak Lingkungan Perusahaan
Industri
Analisa dampak lingkungan atau yang biasa disingkat AMDAL adalah
salah satu studi yang mengidentifikasi, mempredikasi, menginterpretasi dan
mengkomunikasi pengaruh dari suatu kegiatan manusia, khususnya suatu proyek
pembangunan fisik, terhadap lingkungan.
Tujuan dilaksanakan AMDAL adalah untuk memperkecil pengaruh negatif atau
pengaruh positif dari kegiatan manusia terhadap lingkungan .
Dalam pelaksanaannya sebaiknya digunakan metodologi AMDAL yang tepat. Pendekatan yang terlalu sulit atau terlalu sederhana sebaiknya dihindarkan.
Dalam pelaksanaannya sebaiknya digunakan metodologi AMDAL yang tepat. Pendekatan yang terlalu sulit atau terlalu sederhana sebaiknya dihindarkan.
Faktor waktu dalam
AMDAL
Waktu yang diperlukan untuk penyusunan AMDAL sangat berbeda, untuk
proyek yang penting sering kali diperlukan data sekitar 2 – 3 tahun. Sedangkan
untuk penyusunan laporan biasanya memakan waktu tergantung pada besar kecilnya
proyek, dapat 18 – 24 bulan, tetapi dapat juga pendek 3 – 6 bulan atau sangat
panjang lebih dari 2 tahun.
Prosedur
administratif AMDAL
Kerangka administratif pelaksanaan AMDAL yang akan dijelaskan adalah
kerangka umum yang dapat dikembangkan dan diterapkan menurut spesifikasi tata
pengaturan setiap Negara. Prosedur tersebut dapat digunakan dalam bentuk yang
paling sederhana tetapi juga dapat dikembangkan lebih luas.
Pelaku dalam
kegiatan AMDAL
Para pelaku yang berperan dalam kegiatan AMDAL, yang terdiri dari
pengambil keputusan, penilai, pelaksana proyek, penelaan, instansi – instansi
pemerintah yang berkepentingan terhadap proyek, tim penasehat ahli, masyarakat
dan badan – badan internasional.
-
Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup
Terhadap Pembangunan Industri
Kawasan di sepanjang Jalan Raya Bogor meliputi ; Kecamatan Pasar Rebo,
Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sukma Jaya merupakan wilayah lokasi industri
yang tumbuh dan berkembang secara alamiah (artinya pada awalnya tidak ada
campur tangan pemerintah) dan merupakan limpahan dari ketidak – siapan
infrastruktur pada kawasan industri Pulogadung. Pesatnya pembangunan industri
di daerah sepanjang Jalan Raya Bogor akhirnya mendapat perhatian khusus dari
pemerintah dalam hal ini kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Pemerintah
Daerah (Pemda) DKI Jakarta dan Jawa Barat. Penataan ruang di koridor Jalan Raya
Bogor tersebut hingga tahun 2005 (pada wilayah penelitian) diperuntukkan
sebagai kawasan industri yang tidak mencemari lingkungan hidup. Lingkungan
industri di koridor Jalan Raya Bogor dibatasi salah satunya oleh tenaga kerja
industri. Keberadaan tenaga kerja pada industri menentukan pola persebaran ke
ruangan (spasial), yang tercermin pada pengelompokkan industrinya. Tipologi
lingkungan industri skala sedang adalah pengelompokkan lingkungan industri
berdasarkan tenaga kerja dalam industri yang jumlahnya antara 20-300 orang.
Tipologi industri ini yang jumlahnya 100 atau 56,5 % dari total industri yang
ada dan tersebar di sepanjang koridor Jalan Raya Bogor (Kecamatan Ciracas,
Pasar Rebo, Cimanggis dan Sukma Jaya).
Tujuan dari
penelitian ini yaitu :
Untuk mengetahui
pola keruangan (spasial) persebaran industri sedang ;
Untuk mengetahui
tenaga kerja industri sedang pada masyarakat menetap ; dan
Untuk mengetahui
hubungan industri sedang dengan lingkungan sosial – ekonomi masyarakat pekerja
industri yang menetap di wilayah penelitian.
Adapun hipotesis
kerja penelitian, adalah :
Pola persebaran
industri sedang mengikuti pola tata ruang ;
Terdapat hubungan
antara industri sedang dengan lingkungan sosial – ekonomi masyarakat pekerja
industri yang menetap di sepanjang Jalan Raya Bogor.
Pada penelitian ini dilakukan penghitungan skala T (Indeks Tetangga
Terdekat), presentasi penyerapan tenaga kerja lokal untuk industri, dan derajat
kekuatan hubungan antara variabel bebas (lingkungan sosial masyarakat pekerja
pabrik) dan variabel terikat (Industri Sedang). Pengujian dilakukan dengan
metode statistik koefisien korelasi kontigensi menggunakan software SPSS versi
+98 for windows, yang dilanjutkan dengan pembobotan skoring dari masing –
masing variabel lingkungan sosial (tingkat pendidikan, pendapatan / salary dan
kualitas permukiman) terhadap industri sedangnya. Hasil pengujian hipotesis
menyimpulkan hal – hal sebagai berikut :
1. Lokasi industri
skala sedang di wilayah penelitian, terdapat di wilayah Kelurahan Susukan,
Ciracas, Pekayon, Tugu, Mekar Sari, Cisalak Pasar, Curug, Sukamaju Baru,
Jatijajar, Cilangkap, Cisalak, dan Sukamaju dengan pola ke ruangan / spasial
persebaran industrinya di sepanjang Jalan Raya Bogor mengikuti pola penataan
ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kodya Jakarta Timur dan Kota
Depok. Berdasarkan hasil perhitungan Analisis Tetangga Terdekat (Nearness
Neighborhood Analysis), adalah sebagai berikut :
a) Pola
keruangan persebaran industrinya yang mengelompok (Cluster Pattern) dengan
nilai indeks skala T (0 – 0,7), terdapat di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar,
Cilangkap, dan Cisalak ;
b) Pola
keruangan persebaran industrinya yang tidak merata / acak (Random Pattern)
dengan nilai indeks skala T (0,7 – 1,4), terdapat di wilayah Kelurahan Tugu,
Mekar Sari, Sukamaju Baru, dan Jatijajar ;
c) Pola
keruangan persebaran industrinya yang merata (Dispersed Pattern / Uniform)
dengan nilai indeks skala T (1,4 – 2,1491), terdapat di wilayah Kelurahan
Susukan, Ciracas, Pekayon, Curug dan Sukamaju.
2. Tenaga kerja
lokal yang terserap pada kegiatan industri berdasarkan pada tingkat pendidikan,
adalah sebagai berikut : Tingkat Pendidikan Menengah (SLTP / Sederajat dan SMU
/ Sederajat) 62,04%, Tingkat Pendidikan Rendah (SD / Sederajat) dan tinggi (D3
dan S1), Tingkat Pendidikan Sangat Rendah atau tidak sekolah mempunyai jumlah
yang relatif sedikit 2,81% dari jumlah total respoden pekerja industri.
3. Hubungan antara
industri sedang dengan lingkungan sosial – ekonomi masyarakat pekerja
industrinya yang menetap di wilayah penelitian, di rinci berdasarkan variabel
tingkat pendidikan, pendapatan (salary) dan kualitas permukiman, dengan kondisi
:
a) Wilayah
Kelurahan Susukan, Tugu, Mekar Sari, Cisalak Pasar, Jatijajar, Cilangkap, dan
Cisalak mempunyai nilai total skoring pembobotan lebih dari sama dengan 7, yang
berarti bahwa pada wilayah kelurahan tersebut terdapat hubungan variabel yang
kuat dan positif antara tipologi lingkungan industri dengan tipologi lingkungan
sosial masyarakat pekerja industrinya ;
b) Pada
wilayah kelurahan lainnya, seperti Ciracas, Pekayon, Curug, Sukamaju Baru, dan
Sukamaju memiliki nilai total skoring pembobotan kurang dari 7, yang berarti
bahwa wilayah kelurahan tersebut terdapat hubungan yang agak kuat dan positif
antara tipologi lingkungan industri dengan lingkungan sosial masyarakat pekerja
industrinya.
REFERENSI :
No comments:
Post a Comment